Karomah KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh
TimelineNU.com | KH. Ahmad Sahal Mahfudh, tokoh karismatik dari Kajen, Pati, Jawa Tengah. Lahir di Margoyoso Pati, 17 Desember 1937. Sebelum wafat, beliau menjabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kiai Sahal lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Setelah menimba ilmu di lingkungan pesantren orang tuanya, Kiai Sahal mengaji kepada Kiai Zubair di Pesantren Bendo, Kediri dan hijrah ke Sarang belajar kepada Kiai Zubair. Setelah belajar di Sarang, Mbah Sahal melanjutkan studinya di Arab Saudi, di sini beliau belajar langsung kepada Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani.
Sejak tahun 1963 Mbah Sahal memimpin Pesantren Maslakul Huda, Kajen, yang didirikan oleh ayahnya KH. Mafhudz Salam pada tahun 1910. Tak seperti kiai-kiai lain kebanyakan yang berdakwah melalui ceramah dan pengajian, Kiai Sahal berdakwah melalui tulisan.
Diantara karya-karya Kiai Sahal diantaranya; Tharīqātul Ushûl ilā Ghāyatil Ushûl, Al-Bayānul Mulamma an Alfadzil Lumudz, Ensiklopedi Ijma’, Tsamāratul Hājiniyyah, Luma’aul Hikmah, Al-Faraid al-Ajibah, Nuansa Fikih Sosial, dan Pesantren Mencari Makna
Kiai Sahal adalah seorang pakar fiqh yang terkenal alim dan kharismatik. Beliau banyak tirakat, gemar merokok, dan sedikit makan. Meski tampilannya sederhana saja, sekali buka suara, satu forum bisa terkesiap. Sosok alim, irit bicara.
KH. Mohammad Ahmad Sahal Mahfudh wafat dalam usia 78 tahun. KH. Sahal, wafat pukul 01.05 WIB dini hari, Jumat 24 Januari 2014. Dan saat pemakaman Kiai Sahal ada satu kisah karomah dari tokoh karismatik ini.
Cerita singkat karomah KH. Sahal Mahfudh ini dari K.H Mu'adz Thohir:
Ketika Mbah Sahal kondur kepada sang Kholiq manakala kubur beliau sedang digali,ternyata lubang kubur yang disiapkan untuk beliau penuh air hingga membuat Mbah Dzakir melaporkan kejadian tersebut kepada Mbah Mu'adz.
Mbah Mu'adz mengabarkannya juga kepada Mbah Nafi' Abdullah.
"Piye kak aku duwe papan jati 60 an senti ono 2 iji (bagaimana Kak aku punya papan 60an cm ada dua buah) -- maksudnya mau dibuatkan peti karena melihat kondisi tanah kubur airnya banyak hingga sepunggung orang dan tidak mau surut walau sudah disedot pakai pompa air--" kata Kiai Muadz gelisah dan agak bingung.
Kemudian oleh Mbah Nafi', Mbah Mu'adz dilarang bahkan sambil tersenyum Mbah Nafi' malah dawuh "lha yo kak Sahal iku senengane ngono yo (lha iya Kiai Sahal itu kok senangya begitu)"
Baca juga: Amalan Dahsyat Syekh Abdul Qodir Al Jailani
Ketika jenazah Mbah Sahal Mahfudz sampai di tempat beliau dan hendak dimasukkan ke dalam kubur,sebuah kejadian aneh terjadi,air yang memenuhi kubur tiba-tiba surut dan hilang dalam sekejap mata, sehingga banyak orang berteriak takbir dan tasbih.
Wallahu a'lam bisshowab...
Semoga Kiai Sahal Mahfudz mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan kita menjadi orang-orang yang senantiasa menjadi orang-orang yang mencintai para waliyullah dengan mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah Saw dan para pewarisnya.
Alfatihah ... Aamiin ...
Diramu dari berbagai sumber
0 Komentar