KH. Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem) dan Shalawat Nabi

KH. Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem) dan Shalawat Nabi

TimelineNU.com
| Selain mendaras Al-Qur'an, salah satu kebiasaan KH. Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem) ketika di ndalem adalah membaca shalawat. Sambil lenggahan di kursi, seringkali beliau membaca kitab Dalailul Khayrat atau lainnya.

Hubungan Mbah Liem dengan shalawat memang sangat dekat dan bisa dikatakan unik. Hampir di seluruh tulisan-tulisan Simbah selalu tertera shalawat yang tertulis setelah basmalah dan syahadat. Ijazah-ijazah yang beliau berikan kepada tamu atau santrinya, seringkali juga berupa shalawat.

Dan setiap malam Jum'at, Mbah Liem hampir tidak pernah melewatkan shalawatan bersama para santri di Masjid Jami' Al-Muttaqien, Sumberejo Wangi. Dan pada momen seperti ini, shalawatan bisa berlangsung lama sekali, sampai berjam-jam. Karena tiap kali para santri hendak mengakhiri, Simbah langsung dawuh untuk melanjutkan lagi dan lagi.

Pernah pada suatu saat Mbah Liem tindakan, dan ketika sudah sampai Wonogiri beliau baru ingat ternyata saat itu adalah malam Jum'at. Akhirnya beliau balik lagi ke Masjid Al-Muttaqien untuk shalawatan, dan baru tindakan lagi setelah selesai.

Dan di antara yang cukup terkenal adalah wasiat tentang proses pemakaman beliau. Beliau berpesan agar kelak ketika wafat, jenazah beliau dibawa dari ndalem ke makam dengan diiringi shalawat-rebana dan dimakamkan secara militer.

Yang juga khas dari Mbah Liem dalam bershalawat adalah gerak tubuhnya saat pembacaan shalawat. Saat pembacaan maulid sampai pada mahallul qiyam, beliau selalu mengangkat kedua tangannya dengan penuh semangat, seolah berdoa atau mungkin mengajak para hadirin untuk lebih antusias lagi dalam menyambut rawuhnya Kanjeng Nabi. Mengikuti Mbah Liem, cara ber-mahallul qiyam dengan mengangkat kedua tangan inilah yang digunakan oleh santri-santri Al-Muttaqien Pancasila Sakti Al-Pansa.

Video di bawah ini adalah salah satu momen Mbah Liem saat mahallul qiyam. Bisa dilihat juga, ketika para penabuh rebana dan vokalisnya sudah memberi tanda untuk berhenti karena sudah waktunya selesai, tapi Simbah menyuruh agar shalawatan terus dilanjutkan. Dan ini terjadi bukan di Masjid Al-Muttaqien, tetapi di pengajian rutin MWC NU Karanganom.


0 Komentar

Cloud Hosting Indonesia
Cloud Hosting Indonesia
Cloud Hosting Indonesia